Selasa, 08 Desember 2009

PRODUK OLAHAN KELAPA SAWIT

Minyak yang berasal dari kelapa sawit ada 2 macam, yaitu dari daging buah (mesocarp) yang dikeluarkan mealui perebusan dan pemerasan (pressan) dan dikenal sebagai minyak kasar atau crude palm oil (CPO) dan minyak yang berasal dari inti sawit dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO). Komposisi minyak inti sawit ini hampir sama dengan minyak yang berasal dari kelapa. Dari keduanya dapat dibuat berbagai jenis produk lainnya. Pabrik pengolahannya disebut refineri danekstraksi . dari sini aan keluar lagi beberapa jenis minyak, ada yang sudah siap pakai dan ada yang harus diproses lagi untuk menjadi produk lain.
Pada tahun 1870 bahan dari minyak kelapa sawit sudah dipakai untuk industri mentega dan pada tahun 1890 sudah dipakai sebagai bahan dalam industri lempengan timah. Beberapa penggunaannya antara lain :
1.Bahan makanan
Dari minyak sawit dapat dibuat bahan makanan seperti mentega, lemak untuk masak (shortenings), bahan additif coklat, pembuatan es krim, makanan ternak, pembuatan asam lemak lainnya, vanaspati, dan industri makanan ringan lainnya.
Sebagai bahan makanan, kadar kolesterol minyak sawit hanya 12-19 pp atau rata-rata 16 ppm. Data PORIM (Malaysia) bila dibandingkan dengan minyak kedelai sebesar 20-35 ppm atau rata-rata 28 ppm, minyak jagung 10-95 ppm, butter 3.200-4.100 ppm dan lemak daging 800-1l400 ppm. Minyak yang dimurnikan menjadi minyak goreng (refine) kandungan kolesterolnya akan lebih rendah lagi.
2.Kosmetika dan obat
Cream, shampo, lotion, pomade dan lain-lai banyak berasal dari kelapa sawit demikian pula dengan vitamin A. Minyak sawit sangat mudah diabsorpsi kulit dibanding dengan minyak lainnya. Minyak sawit sangat kaya dengan vitamin E yang disebut sebagai tocopherol dan tocotrienol, yaitu mencapai total 1.081 ppm, bandingkan dengan kedelai 958 ppm, bunga matahari 546 ppm, kelapa 362 ppm, olive 51 ppm, minyak jagung 382 ppm dan lain-lain. Dulu vitamin E diketahui sebagai penunjuang fertilitas tetapi sekarang diketahui juga sebagai anti oksidan dalam bentuk tocopherol dan tocotrienol yang bertingak sebagai pelindung dari radikal bebas. Minyak sawit mengandung beta karotein yang merupakan bahan pembuat vitamin A. Kampanye pemakaian minyak kelapa sawit merah (Red palm oil = RPO) pernah dilakukan di Indonesia pada tahun 1960.
3.Industri berat dan ringan
Pada industri kulit dipakai sebagai bahan pelembut dan fleksibel. Pada industri tekstil juga dipakai karena mudah dihilangkan. Sebagai pelumas, minyak sawit ini cukup baik karena tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, “cold rolling” dan “fluxing agent” pada industri kawatm industri perak dan sebagai bahan flotasi pada pemisahan biji tembaga dan cobalt. Pada industri ringan dipakai sebagai sabun, semir sepatu, lilin, detergent, tinta cetak dan lain-lain.
Produk pangan umumnya dihasilkan melalui pemerosesan minyak sawit dan minyak inti sawit dengan metoda frajsubuasu, rafinasi dan hidrogenasi. Produk non pangan melalui hidrolisa (splitting) akan menghasilkan asam lemak dan Glycerine yang kemudian diproses lebih lanjut untuk mendapatkan derivat asam lemak seperti amine, alkohol, metil ester dan lain-lain yang akan dapat digunakan sebagai bahan dasar produk baru seperti bahan dasar cat, bahan pengcetak, pasta gigi, farmasi, pembuatan plastik, minyak diesel, kerosene dan gasoline.
Modifikasi lainnya juga sedang dikembagnkan dengan metoda inkonvensional seperti menggunakan ragi, fungi, algae, sel tunggal, enzom dan lain-lain.
4.Pemanfaatan limbah
Disamping penggunaan minyak sawit dan minyak inti sawit tersebut di atas, maka limbah yang dihasilkan berupa janjang kosong (tandan kosong), lembah cair berupa solid/padatan, cangkang dan lain-lain masih sangat bermanfaat. Sebagai sumber energi ketel pabrik dapat digunakan serat janjag kososng dan cangkang. Sebagai pupuk dapat dipakai janjang kosong, abu janjang, limbah padat, cair. Gas yang diperoleh dari kolam proses limbah juga dapat dipakai sebagai sumber energi (biogas). Janjang kosong juga dapat diproses menjadi indstri “furfural” dan alkohol yang dipisahkan dari cellulosa melalui proses hidrolisa. Dihitung 1 kg pentose dapat memproduksi 0,64 kg furfural atau dari 1 ton tandan basah dapat dihasilkan 128-140 kg furfural. Industri furfural ini di Indonesia memiliki harapan yang cerah karena banyak tandan kosong yang dihasilkan. Furfural dipakai sebagai bahan dasar makanan ternak. Makanan ternak dari janjnag ini diperkirakan memiliki daya saing yang kuat dibandingkan dengan yang berasal dari jagung, gandum dan lain-lain kareana umumnya tidak tahan lama disimpan sefangkan yang dari tandan setiap hari ada tersedia untuk diolah. Produk sampingan dari furfural ini yaitu alkohol furfural, tetrahydrofuran juga mempunyai prospek yang baik untuk domestik maupun ekspor.
Limbah padat (solid effluent) dari proses pengolahan CPO juga dapat dipakai sebagai makanan ternak karena mengandung serat tinggi, nitrogen dan pospor yang cukup tinggi. Juga dari janjang ini dapat diproses menjadi ‘”pulp” pembuatan bahan kertas karena TBS mengandung 20% lebih serat kasar (crude fiber) yang dapat diperoleh melalui proses kimia. Vitamin, protein dan industri kimia lainnya dapat diperoleh dari limbah pabrik melalui proses fermentasi atau proses enzymatik hidrolisa. Batangnya sendiri telah diketahui dapat dijadikan kayu rumah, perabot dan lain-lainnya yang berkualitas baik.


Soal
1.Buatlah skema proses pengolahan CPO (Crude Palm Oil)
2.Sebutkan 5 (lima) macam pemanfaatan ekstrak minyak kelapa sawit yang kamu ketahui
3.Sebutkan 3 (tiga) jenis bahan yang dimanfaatkan dari limbah kelapa sawit.